utri Sophie sangat kesal. Sepupu-sepupunya selalu mengejek namanya menjadi ^Sapi^. Huh, itu kan, dulu! DUlu, dia menyangka Sophie itu dibaca Sopi. Rupanya, yang betul itu, Sofi. Ya, kesalahan di ma…
"Kamu WNA, kan?" tanya Lintang. "Belum tentu juga, sih! Kan, kewarganegaraan baru bisa kupilih saat aku berumur 17 tahun," jelas Nadhif. "Kalau aku jadi kamu, pasti aku memilih kewarganegaraan Turk…
Bruk! "Huaaa ... sakiiit...!" Dila mengelus-elus kepalanya yang sakit. Gara-gara terpeleset, "kepalanya jadi membentur pagar. Dila memperhatikan tanah di sekitarnya. Oh ... pasti ini yang membuat…
Mela kaget, ada gigi yang bisa bicara di dekatnya. "Wah, gigi yang aneh!" gumam Mela. "Aku itu suka sekali menyanyi, lho! Aku juga suka joget," kata gigi aneh itu. "Please, deh! Masa gigi suka j…
"Ma, aku mau beli alat membatik seperti milik Nenek," pinta Keke. "Lho, kenapa tiba-tiba ingin membeli alat membatik?" tanya Tante Gita. "Ya, aku mau mempraktikkan yang sudah diajari Nenek," kata…
Naura senang bersedekah. Naura menyumbangkan sebagian uang sakunya di kotak amal, lalu banyak tersenyum. Saat di kelas, Naura melihat teman sebangkunya menangis. ^Penghapusku hilang,^ kata teman Na…
Ayah mengajak Nabil dan Naura berenang. Di kolam renang, suasana ramai sekali. Banyak orang mengantre untuk membeli tiket. “Uuh, kelamaan!" pikir Naura. Kalau menerobos antrean, boleh tidak, ya?
Nabil dan Naura sedang makan roti. Nabil melarang Naura membuang plastik pembungkusnya. Naura semakin heran melihat Nabil menyimpan plastik itu ke dalam tasnya. Kenapa, ya?
etiap Shubuh, Ayah selalu mengajak Nabil ke masjid. Sebelum bekerja, Ayah selalu mengajak Naura berkeliling. Ayah selalu ada waktu untuk keluarga. "Aku sayang Ayah," ujar Nabil dan Naura.
Setiap pagi, Bunda selalu menyiapkan sarapan. Setiap malam, Bunda selalu membacakan buku cerita. Bunda selalu sibuk, tapi tidak pernah terlihat suntuk. “Aku sayang Bunda,” ujar Nabil dan Naura.